Memajang hiasan dinding bukan sekedar memalu paku ke dinding dan
menggantung hiasan berbingkai. Agar tampil elegan, perlu tengok
kanan-kiri lebih dulu, sebelum “memarkirkan” hiasan dinding ke tembok
rumah.
Fungsi hiasan dinding sangat beragam.
Utamanya tentu saja fungsi estetika. Sebuah lukisan, misalnya, dapat
memberi nuansa baru atau berbeda bagi sebuah ruangan dengan biaya
relatif murah (bandingkan dengan mengganti perabot!).
Hiasan
dinding juga bisa digunakan sebagai solusi desain dalam menata ruangan.
Misalnya, untuk mengurangi kesan kosong dan “dalam” pada tembok yang
tingginya di atas 3 meter—masalah ini biasanya muncul pada rumah yang
menggunakan void—bisa dipasang hiasan dinding berbentuk panjang
atau beberapa hiasan dinding yang dipasang berbaris secara vertikal.
Hiasan dinding juga bisa “mengakali” (baca: menutupi) cat dinding yang
mulai mengelupas atau bagian dinding yang bermasalah, jika belum punya
anggaran untuk pengecatan ulang.
Di mana Memajangnya?
Semua
ruang dalam rumah bisa disemarakkan dengan hiasan dinding. Mulai dari
ruang tamu, hingga kamar mandi. Tentunya untuk masing-masing ruang harus
dipilih hiasan dinding yang sesuai dengan fungsi ruangan tersebut.
Ingat juga untuk menyelaraskan hiasan dinding dengan tone warna/gaya interior yang digunakan pada ruangan.
Tidak
semua benda bisa dipajang di ruang-ruang tertentu. Misalnya di dapur,
sebaiknya tidak memajang selendang dari Tana Toraja. Bukan apa-apa,
lengas dan uap yang dihasilkan dari aktivitas memasak bisa merusak
selendang tadi. Demikian juga untuk kamar mandi. Sebaiknya untuk
ruangan–ruangan ini dipilih hiasan yang mudah dibersihkan dan tahan
kondisi lembab.
Apa yang Dipajang?
Jangan
kecil hati jika tak mampu membeli reproduksi lukisan Picasso yang
harganya selangit. Masih banyak benda menarik lain yang bisa dijadikan
hiasan dinding. Survei membuktikan—meniru ucapan Sonny Tulung—foto
adalah benda kedua yang banyak dijadikan hiasan dinding setelah lukisan.
Hiasan dinding dari foto bahkan bisa dijadikan “bahan berbual” jika
tiba-tiba kehabisan kata-kata saat mengobrol dengan tamu. Kalimat
seperti “yang di ujung itu foto anak sulung saya. Dia sekarang lagi kuliah di IPB…,” bisa berlanjut menjadi percakapan yang panjang dan seru.
Atau
apabila senang mengumpulkan kalender dengan foto-foto indah, juga
bisadigunting kemudian dipasangkan pigura. Ingin mengenang ibu atau
nenek yang jago menyulam atau membuat kristik? Bingkai saja salah satu
hasil karya mereka—bisa taplak atau sapu tangan—dan pajang di ruang
tamu.
Koleksi yang sudah dikumpulkan
bertahun-tahun—gantungan kunci misalnya—juga bisa dimanfaatkan sebagai
hiasan dinding. Untuk keperluan ini, pilih pigura yang “agak dalam”
(biasanya digunakan untuk lukisan dari kerang). Selain mempercantik
ruangan, dengan cara ini koleksi Anda tak berserakan dan bebas dari
debu.
Pendek kata, banyak benda yang bisa
dimanfaatkan sebagai hiasan dinding. Bahkan bisa memajang lukisan karya
anak. Si kecil pasti senang.
Pigura
Jangan
sepelekan pigura. Benda yang satu ini mempengaruhi penampilan hiasan
yang akan dipajang. Jika salah pilih, lukisan sekelas Monalisa pun akan
kehilangan daya tarik. Sebaliknya, poster yang biasa-biasa saja bisa
terlihat mahal dan berkelas dengan pigura yang tepat.
Pilihan
pigura ini harus menimbang jenis karya seni yang akan dibingkainya.
Sebagai ilustrasi, lukisan kaligrafi Jepang tentunya tidak sesuai dengan
pigura berwarna emas yang penuh ukiran. Pigura sederhana berwarna hitam
atau coklat akan lebih pas.
Selain itu, pilihan
pigura berkait erat dengan tema interior ruangan atau rumah secara
keseluruhan. Tentu tak sedap dipandang mata jika di dalam ruangan
berinterior modern dan full warna-warni ceria, dipajang lukisan dengan pigura kayu antik.
Ketinggian
Banyak
orang cenderung menggantung hiasan dinding setinggi mungkin. Padahal,
posisi ideal adalah setinggi pandangan mata rata-rata orang dewasa (±
1,5 - 1,7 m dari permukaan lantai).
Sebagai
tambahan, jika menggantung hiasan tepat di atas sofa atau furnitur lain,
sebaiknya pilih hiasan yang lebarnya ± 2/3 dari lebar sofa. Jangan
lupa, beri jarak sekitar 25-30 cm dari furnitur.
Komposisi
Agar
“tertangkap” oleh mata, hiasan dinding sebaiknya cukup besar bila
dibandingkan dengan luas dinding tempatnya tergantung. Maka, jika hiasan
dinding berukuran mungil, lebih baik jika memajangnya dalam bentuk
grup, ketimbang satu-satu menyebar di seluruh dinding ruangan.
Pajangan
yang ditata dalam bentuk grup biasanya memiliki kesamaan tema. Entah
jenis hiasan, ukuran, warna, atau piguranya. Untuk peletakan, jangan
memasang hiasan-hiasan tadi terlalu dekat, karena menimbulkan kesan
berantakan. Jangan pula menggantung terlalu jauh, karena akan hilang
kesan kesatuannya.
Secara umum, ada dua macam tatanan secara grup untuk hiasan dinding.
1. Simetris
Biasa
dipakai untuk ruangan berinterior formal. Simetri bisa diperoleh dari
cara peletakan yang seimbang antara kiri-kanan atau atas-bawah. Bisa
juga dari kesamaan tema, ukuran, atau warna.
2. Asimetris
Di
sini, kesamaan tak terlalu dipentingkan. Sebaliknya, ukuran atau jenis
benda yang dipajang bisa berbeda. Namun agar tak terlihat asal tabrak,
“keseimbangan secara pengelihatan” tetap harus diperhatikan agar tetap
indah dipandang.
Perawatan
Hiasan
dinding perlu perawatan agar tahan lama. Untuk pigura kayu, gunakan
pembersih khusus kayu dan kain lap lembut. Sementara untuk pigura logam
warna emas atau perak, gunakan pembersih kaca. Setiap 3 - 5 tahun
sekali, lap kaca sebelah dalam dari pigura.
Trik Khusus Memajang Hiasan Dinding
Untuk menghindari dinding “bopeng” akibat salah paku, coba trik berikut.
1. Ukur luas dinding yang akan digantungi hiasan.
2. Hamparkan kertas koran di lantai, seluas dinding yang sudah Anda ukur.
3. Letakkan dan atur hiasan dinding di lembaran koran sampai Anda menemukan komposisi yang dirasa tepat.
4. Tandai lokasi hiasan dinding (sekaligus lokasi pakunya) dengan spidol.
5. Tempelkan lembaran koran tadi pada dinding dengan isolasi khusus yang tidak membuat cat mengelupas.
6. Pasang paku di tempat yang sudah ditandai tadi.
Mata
biasanya lebih “tertambat” pada komposisi berjumlah ganjil atau tatanan
selain persegi empat yang sudah sangat “biasa”. Karena itu cobalah
mengatur sejumlah hiasan dinding dalam bentuk segitiga atau lingkaran.
Tempatkan
hiasan yang terlihat lebih “berat” di bawah hiasan yang berkesan
“ringan”. Demikian juga, letakkan hiasan berwarna gelap di bawah hiasan
berwarna terang. (cia/www.tabloidrumah.com)
0 komentar:
Posting Komentar