Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Selasa, 31 Januari 2012

Tips memilih Hiasan Dinding

Memajang hiasan dinding bukan sekedar memalu paku ke dinding dan menggantung hiasan berbingkai. Agar tampil elegan, perlu tengok kanan-kiri lebih dulu, sebelum “memarkirkan” hiasan dinding ke tembok rumah.
 
Fungsi hiasan dinding sangat beragam. Utamanya tentu saja fungsi estetika. Sebuah lukisan, misalnya, dapat memberi nuansa baru atau berbeda bagi sebuah ruangan dengan biaya relatif murah (bandingkan dengan mengganti perabot!).
 
Hiasan dinding juga bisa digunakan sebagai solusi desain dalam menata ruangan. Misalnya, untuk mengurangi kesan kosong dan “dalam” pada tembok yang tingginya di atas 3 meter—masalah ini biasanya muncul pada rumah yang menggunakan void—bisa dipasang hiasan dinding berbentuk panjang atau beberapa hiasan dinding yang dipasang berbaris secara vertikal. Hiasan dinding juga bisa “mengakali” (baca: menutupi) cat dinding yang mulai mengelupas atau bagian dinding yang bermasalah, jika belum punya anggaran untuk pengecatan ulang.
 
Di mana Memajangnya?
Semua ruang dalam rumah bisa disemarakkan dengan hiasan dinding. Mulai dari ruang tamu, hingga kamar mandi. Tentunya untuk masing-masing ruang harus dipilih hiasan dinding yang sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. Ingat juga untuk menyelaraskan hiasan dinding dengan tone warna/gaya interior yang digunakan pada ruangan.
 
Tidak semua benda bisa dipajang di ruang-ruang tertentu. Misalnya di dapur, sebaiknya tidak memajang selendang dari Tana Toraja. Bukan apa-apa, lengas dan uap yang dihasilkan dari aktivitas memasak bisa merusak selendang tadi. Demikian juga untuk kamar mandi. Sebaiknya untuk ruangan–ruangan ini dipilih hiasan yang mudah dibersihkan dan tahan kondisi lembab.
 
Apa yang Dipajang?
Jangan kecil hati jika tak mampu membeli reproduksi lukisan Picasso yang harganya selangit. Masih banyak benda menarik lain yang bisa dijadikan hiasan dinding. Survei membuktikan—meniru ucapan Sonny Tulung—foto adalah benda kedua yang banyak dijadikan hiasan dinding setelah lukisan. Hiasan dinding dari foto bahkan bisa dijadikan “bahan berbual” jika tiba-tiba kehabisan kata-kata saat mengobrol dengan tamu. Kalimat seperti “yang di ujung itu foto anak sulung saya. Dia sekarang lagi kuliah di IPB…,” bisa berlanjut menjadi percakapan yang panjang dan seru.
 
Atau apabila senang mengumpulkan kalender dengan foto-foto indah, juga bisadigunting kemudian dipasangkan pigura. Ingin mengenang ibu atau nenek yang jago menyulam atau membuat kristik? Bingkai saja salah satu hasil karya mereka—bisa taplak atau sapu tangan—dan pajang di ruang tamu.
 
Koleksi yang sudah dikumpulkan bertahun-tahun—gantungan kunci misalnya—juga bisa dimanfaatkan sebagai hiasan dinding. Untuk keperluan ini, pilih pigura yang “agak dalam” (biasanya digunakan untuk lukisan dari kerang). Selain mempercantik ruangan, dengan cara ini koleksi Anda tak berserakan dan bebas dari debu.
 
Pendek kata, banyak benda yang bisa dimanfaatkan sebagai hiasan dinding. Bahkan bisa memajang lukisan karya anak. Si kecil pasti senang.
 
Pigura
Jangan sepelekan pigura. Benda yang satu ini mempengaruhi penampilan hiasan yang akan dipajang. Jika salah pilih, lukisan sekelas Monalisa pun akan kehilangan daya tarik. Sebaliknya, poster yang biasa-biasa saja bisa terlihat mahal dan berkelas dengan pigura yang tepat.
 
Pilihan pigura ini harus menimbang jenis karya seni yang akan dibingkainya. Sebagai ilustrasi, lukisan kaligrafi Jepang tentunya tidak sesuai dengan pigura berwarna emas yang penuh ukiran. Pigura sederhana berwarna hitam atau coklat akan lebih pas.
 
Selain itu, pilihan pigura berkait erat dengan tema interior ruangan atau rumah secara keseluruhan. Tentu tak sedap dipandang mata jika di dalam ruangan berinterior modern dan full warna-warni ceria, dipajang lukisan dengan pigura kayu antik.
 
Ketinggian
Banyak orang cenderung menggantung hiasan dinding setinggi mungkin. Padahal, posisi ideal adalah setinggi pandangan mata rata-rata orang dewasa (± 1,5 - 1,7 m dari permukaan lantai).
 
Sebagai tambahan, jika menggantung hiasan tepat di atas sofa atau furnitur lain, sebaiknya pilih hiasan yang lebarnya ± 2/3 dari lebar sofa. Jangan lupa, beri jarak sekitar 25-30 cm dari furnitur.
 
Komposisi
Agar “tertangkap” oleh mata, hiasan dinding sebaiknya cukup besar bila dibandingkan dengan luas dinding tempatnya tergantung. Maka, jika hiasan dinding berukuran mungil, lebih baik jika memajangnya dalam bentuk grup, ketimbang satu-satu menyebar di seluruh dinding ruangan.
 
Pajangan yang ditata dalam bentuk grup biasanya memiliki kesamaan tema. Entah jenis hiasan, ukuran, warna, atau piguranya. Untuk peletakan, jangan memasang hiasan-hiasan tadi terlalu dekat, karena menimbulkan kesan berantakan. Jangan pula menggantung terlalu jauh, karena akan hilang kesan kesatuannya. 
 
Secara umum, ada dua macam tatanan secara grup untuk hiasan dinding.
1. Simetris
Biasa dipakai untuk ruangan berinterior formal. Simetri bisa diperoleh dari cara peletakan yang seimbang antara kiri-kanan atau atas-bawah. Bisa juga dari kesamaan tema, ukuran, atau warna. 
 
2. Asimetris
Di sini, kesamaan tak terlalu dipentingkan. Sebaliknya, ukuran atau jenis benda yang dipajang bisa berbeda. Namun agar tak terlihat asal tabrak, “keseimbangan secara pengelihatan” tetap harus diperhatikan agar tetap indah dipandang.
 
Perawatan
Hiasan dinding perlu perawatan agar tahan lama. Untuk pigura kayu, gunakan pembersih khusus kayu dan kain lap lembut. Sementara untuk pigura logam warna emas atau perak, gunakan pembersih kaca. Setiap 3 - 5 tahun sekali, lap kaca sebelah dalam dari pigura.
 
 
Trik Khusus Memajang Hiasan Dinding
 
Untuk menghindari dinding “bopeng” akibat salah paku, coba trik berikut.
1. Ukur luas dinding yang akan digantungi hiasan.
2. Hamparkan kertas koran di lantai, seluas dinding yang sudah Anda ukur.
3. Letakkan dan atur hiasan dinding di lembaran koran sampai Anda menemukan komposisi yang dirasa tepat.
4. Tandai lokasi hiasan dinding (sekaligus lokasi pakunya) dengan spidol.
5. Tempelkan lembaran koran tadi pada dinding dengan isolasi khusus yang tidak membuat cat mengelupas.
6. Pasang paku di tempat yang sudah ditandai tadi.
Mata biasanya lebih “tertambat” pada komposisi berjumlah ganjil atau tatanan selain persegi empat yang sudah sangat “biasa”. Karena itu cobalah mengatur sejumlah hiasan dinding dalam bentuk segitiga atau lingkaran. 
Tempatkan hiasan yang terlihat lebih “berat” di bawah hiasan yang berkesan “ringan”. Demikian juga, letakkan hiasan berwarna gelap di bawah hiasan berwarna terang. (cia/www.tabloidrumah.com)

Artikel terkait lainnya:

0 komentar:

Posting Komentar